Rohmat

Rohmat, Berawal dari Modal Rp. 5000 Berjualan Terasi, Tahun Ini Berangkat Haji

BOYOLALI, bungopos.com --- Rohmat (63), jemaah haji asal Kabupaten Grobogan Jawa Tengah ini berprofesi sebagai penjual cabe dan terasi. Dia menjalani usahanya dengan modal hanya lima ribu rupiah. Jerih payah selama bertahun-tahun jualan cabe dan terasi telah mengantarkan dia berangkat haji tahun ini.

Berhaji adalah ibadah spesial yang tidak semua orang bisa melaksanakannya. Ada persyaratan istithaah (mampu), baik secara materi (finansial) maupun fisik (kesehatan). Selain istithaah, berhaji itu adalah “panggilan”. Orang yang mampu secara materi maupun fisik belum tentu bisa melaksanakan ibadah haji mana kala tidak “terpanggil”.

BACA JUGA: Agar Ibadah Lancar, Ini Persiapan Haji yang Harus Dilakukan

Ada pula yang terlihat tidak mampu secara materi, tapi nyatanya terpanggil. Seperti cerita salah satu calon jamaah haji dari Kabupaten Grobogan. Adalah Rohmat, sosok pria 63 tahun berperawakan sedang, awalnya bekerja sebagai pedagang cabe dan terasi.

Kuantitas jualannya pun tidak besar. Hanya berjualan kecil-kecilan di rumahnya. Hasilnya hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan sangat sederhana. Namun keterbatasannya itu tidak menjadi aral bagi Rohmat, menguatkan tekad untuk berhaji. Sedikit dari penghasilannya per hari ia sisihkan dan ditabung demi bisa berangkat haji.

Rohmat pun dengan penuh semangat menceritakan kisah hidupnya dari pertama sebagai “bakul” terasi dan cabe.

BACA JUGA: Jemaah Haji Gelombang Kedua Diimbau Kenakan Baju Ihram Sejak di Embarkasi

“Saya menjadi “bakul” terasi secara pasti lupa tahun berapa, yang saya ingat ketika itu modal saya cuma Rp5000 dan hanya naik sepeda untuk “kulakan” ke pasar dan dijual kembali di rumah. Alhamdulillah dagangan saya bertambah sedikit demi sedikit, dan sejak kurang lebih tahun 1997 terbesit dalam hati saya untuk mendaftar haji,” jelasnya saat di wawancara di Embarkasi Solo, Selasa (27/5/2024).

Wal hasil, setelah menabung sedikit demi sedikit kurang lebih selama 15 tahun, maka pada tahun 2012 Rohmat bisa mendaftar haji. Ia pun mengaku bersyukur, cita-citanya untuk menunaikan rukun Islam kelima ini terpenuhi. “Walaupun menunggu puluhan tahun, saya sangat bersyukur akhirnya tahun ini impian saya untuk berangkat haji dapat terwujud,” ungkapnya penuh haru.

Kisah Rohmat ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat. Jika ada tekad yang kuat, diiringi dengan doa, maka Insya Allah akan terpanggil ke Baitullah. (tim humas Kemenag)

Editor: arya abisatya
Sumber: https://kemenag.go.id/