AMAN : kondisi beras yang ada di gudang bulog, tapi harga tetap mahal

Harga Beras Melejit, Pemerintah Didesak Kendalikan Harga

JAKARTA, bungopos.com - Berdagang lebih dari belasan tahun, para pedagang beras di tanah air, baru kali (2024) ini pusing kepala. Lazimnya harga beras melonjak manakala stok dan pasokan berkurang. Kali ini beda. Stok lebih dari cukup, hanya saja harga konsisten terus menanjak.

"Hari-hari ini adalah ujian bagi kami para pedagang beras eceran. Harga beras sudah tidak terkendali, saya pusing menentukan harga jual. Pembeli mulai berkurang dan kalaupun ada, mereka pilih beras karung kecil atau beli secara eceran saja. Pembeli sudah jarang ambil beras ukuran 20 kilogram. Saya masih stok beras karung 50 kilogram untuk pelanggan lama," ujar Arsyad, pedagang beras di Lenteng Agung, Jakarta,  kepada media milik Kementerian Kominfo GPR News Sabtu (2/3/2024), sebagaimana seperti yang dikutip dari www.indonesia.go.id

Lonjakan harga beras mulai terasa pada pertengahan Januari 2024 dan mencapai puncaknya selepas hari pemungutan suara Pemilihan Umum 2024, 14 Februari 2024 lalu. Setiap minggu, harga bergerak naik antara Rp700--Rp1.000 per kg.

Sebagai contoh, beras varian terbaik merek Durian Petruk ukuran 20 kg dari biasanya Rp275.000, melonjak menjadi Rp350.000. Begitu juga varian beras merek BMW yang harganya menyentuh Rp335.000 untuk ukuran 20 kg.

Lantaran harga tinggi itu, para pedagang bersiasat dengan menawarkan kemasan hemat. Yakni, beras dengan karung ukuran 5--10 kg. Selain itu juga menjual secara eceran dengan banderol harga paling mahal di  Rp16.000 per liter atau naik Rp3.000 dibandingkan sebelumnya.

 

Fluktuasi Harga

Merujuk data www.infopangan.jakarta.go.id, fluktuasi harga beras di ibu kota mulai terjadi pada 19 Februari 2024. Pada tanggal itu, beras dihargai rata-rata Rp15.084 per kg. Sedangkan pada saat yang sama, di Pasar Induk Beras Cipinang dan Pasar Induk Kramatjati, harga beras sudah menyentuh Rp16.000 per kg.  Sebagai perbandingan, pada awal Februari 2023, beras premium dijual dengan harga Rp13.420 per kg. Sementara itu, beras medium Rp11.780 per kilogram.  

Kenaikan beras awal tahun ini telah melampaui harga eceran tertinggi (HET) beras yang ditetapkan oleh pemerintah dan berlaku sejak Maret 2023. Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) nomor 7 tahun 2023 tentang HET Beras, pemerintah telah menetapkan harga beras jenis premium dan medium dibagi dalam tiga zona wilayah di Indonesia.

Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium senilai Rp10.900/kg sedangkan beras premium Rp13.900/kg. Di Zona 2 meliputi yang Sumatra, selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium sebesar Rp11.500/kg dan beras premium Rp14.400/kg. Lalu di Zona 3 yang meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp14.800/kg.

Sementara, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim dalam kesempatan sama meminta masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kebutuhan beras untuk dikonsumsi. Menurutnya, tindakan panic buying yang dilakukan masyarakat bukan karena tidak ada beras di pasaran. Melainkan, dilakukan karena ingin mendapatkan harga yang lebih murah. Fenomena panic buying itu, kata dia, justru bisa menyebabkan harga menjadi lebih buruk lagi.

Karim berharap, masyarakat dapat berbelanja secara bijak dan menyesuaikan dengan kebutuhan. Bahkan, jika pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga ke ritel modern, maka untuk 2024 disediakan. Apabila merasa takut dengan harga beras yang meningkat, kata dia, pemerintah sudah menyiapkan alternatif beras program SPHP dari Perum Bulog.

Senada dengan Karim, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani dalam kesempatan sama juga meminta masyarakat untuk tidak belanja berlebihan. Karena tindakan itu bisa menimbulkan sampah makanan (food waste).

Pemerintah, masih kata Rachmi,  untuk saat ini juga memutuskan untuk tidak mengubah HET beras. kendati harga komoditas tersebut. "Presiden sudah menetapkan bahwa HET tidak akan dinaikkan karena situasinya memang sedang anomali. Nanti kalau HET dinaikkan, maka harga bakal naik terus," katanya. (***)

 

Editor: Arya Abisatya
Sumber: https://www.indonesia.go.id/