Navarin Karim

Menakar Debat Ketiga Para Capres

DEBAT ketiga capres tanggal 7 Januari 2024 mengangkat tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik. Tema ini penulis coba  hubungkan dengan tujuan Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu : (1) Memajukan kesejahteraan Umum, (2) Mencerdaskan kehidupan bangsa dan (3) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Hal yang menarik bagi  penulis  adalah mencoba menakar pemaparan ketiga capres dalam aspek pencapaian tujuan Negara. Sebelum debat banyak pendapat  yang mengatakan Capres nomor urut tiga akan unggul, karena ada Machfud MD sebagai cawapres yang berpengalaman sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan masa cabinet Presiden Jokowi Periode 2019 – 2024, Bahkan capres Prabowo berada dibawah sub ordinat beliau. Namun kondisinya sekarang Machfud sebagai cawapres yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo sebagai capres. Secara partial memang Ganjar Pranowo lebih menguasai pada tema ini.  Hal yang sungguh meyakinkan dalam tanya jawab dengan capres lainnya, ditopang pula pendapat dari Rocky Gerung yang mengatakan pada debat pertama bahwa Ganjar memiliki kemampuan sebagai motivator yang ulung.  Namun penulis berbeda pendapat jika menelisik dari pencapaian tujuan Negara Republik Indonesia secara comprehensif terutama peran dan marwah serta prestasi Presiden dari pandangan hubungan internasional, khususnya dalam menyikapi perdamaian,  kemakmuran dan  kesejahteraan masyarakat dunia.    Sejarah menunjukkan prestasi Presiden-Presiden  Republik Indonesia di masa Orde Lama dan Orde Baru dan era reformasi. Masa Orde Lama bangsa Indonesia dihormati dan disegani karena kharisma Presiden Soekarno sebagai pejuang dan  Proklamator kemerdekaan Indonesia, sehingga beliau mendapat sebutan  a great national building, karena mampu mempersatukan bangsa Indonesia.. Disamping itu  hal yang menakjubkan adalah gagasannya menjadi pemikiran anggota  PBB karena idea besarnya (great idea) dan beliau juga dikenal sebagai singa panggung.  Tak heran  jika beliau dianggap legend dunia terutama  diskursus beliau menyatukan ideologi terbaik  di dunia dalam satu idiololgi saja. Apalagi beliau punya  kemampuan fasih berbahasa Inggris.  Masa Orde Baru di dunia internasional mengenal Soeharto sebagai bapak pembangunan (a great national development). Pada level regional beliau dikenal sebagai macan ASEAN, Negara Asia Tenggara yang paling maju ekonominya  saat itu. Di era reformasi kita punya Presiden seorang teknokrat yang mampu membuat pesawat terbang, punya Inteligent Quantity (IQ) yang setara dengan IQ Albert Einstein. Beliau juga dikenal sebagai a great national democracy yang mampu implementasikan demokrasi secara ideal dan jujur. Walau di dalam negeri beliau dikecam karena lepasnya pulau Timor-Timor dari Indonesia.  Setelah itu Indonesia seolah tidak punya Presiden yang punya prestasi spektakuler. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum mampu menyaingi prestasi Presiden sebelumnya. Masa Soeharto sebagai pemimpin Asean, jika berfoto dengan pemimpin Asean lainnya selalu ditempatkan dibaris depan dan diposisi tengah-tengah. Sementara SBY ditaruh dibaris kedua, mungkin juga karena beliau tinggi, khawatir  jika ditaruh didepan pemimpin yang berada dibaris kedua tertutup/terlindung.

Debat Ketiga Capres  

Penulis pada debat ketiga ini tidak banyak menunjukkan kelebihan Prabowo, karena ibarat main bola kaki Prabowo lebih menggunakan strategi defense karena diserang dari kiri dan kanan dari pasangan nomor satu dan tiga. Serangan yang mengerikan berkaitan dengan alutista bekas, walau menurut usia alutista dianggap masih layak digunakan namun tidak layak jika ditinjau dari nilai ekonomis dan pandangan negara yang konflik dengan Indonesia.  Pernah ketika suasana memanas manakala pulau Sipadan, Ligitan dan Ambalat menjadi milik Malaysia. Ada anekdot Malaysia tidak takut dengan Alutista Indonesia. Ungkapannya “Pesawat tempur Indonesia tidak perlu ditembak, ia akan jatuh sendiri”. Ini juga berpengaruh terhadap prajurit yang memabawa pesawat tersebut (baca : hasil investigasi Ganjar Pranowo). Jika Anis Baswedan  lebih prioritaskan  peningkatan kesejahteraan prajurit TNI  terutama bagi yang belum punya rumah pribadi dan peningkatan gaji. Hal ini senada pula dengan Ganjar Pranowo.

Peran Presiden di dunia Internasional

Anis Baswedan punya potensi besar dapat mengimbangi prestasi dunia dalam hal hubungan internasional seperti yang dicapai oleh Soekarno, Soeharto dan SBY. Anies Baswedan jauh dekade sebelumnya sudah masuk sebagai 100 tokoh yang mampu merubah wajah dunia karena kapasitas intelektualitasnya.   Logika yang dapat kita bangun, mengubah wajah Indonesia menjadi lebih maju berarti tidak begitu sulit bagi beliau. Beliau menjanjikan akan berperan besar dalam perdamaian dunia, bukan hanya sebagai penonton. Artinya tidak hanya sebatas simpati tetapi berempati menyikapi perdamaian dunia. Ia akan manfaatkan  waktu yang singkat untuk menyampaikan gagasan besarnya (great idea) dalam forum internasional. Jadi tidak perlu ada pertemuan khusus untuk break down gagasan. Sekaligus menohok Prabowo. Lebih lanjut beliau kemukakan hubungan Selatan – Selatan akan lakukan  merangkul seluruh pimpinan Selatan untuk penguatan pertahanan Negara Selatan-Selatan. Beliau juga menjanjikan alokasi Sumber daya manusia budaya sebagai investasi serta distribusi kuliner di Negara-negara asing untuk peningkatan ekonomi. Sementara Ganjar mengungkapkan akan redefenisi politik bebas aktif. Artinya masih mempersoalkan politik bebas dan aktif yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

Penutup
Sebagian besar masyarakat  Indonesia rindu kesejahteraan masa Soeharto, demokrasi ideal masa BJ. Habibie, tapi rindu juga dengan Presiden yang berprestasi di level hubungan internasional melalui diplomasi seperti masa Soekarno  dan kejayaan ekonomi di level Asean masa Soeharto. Oleh sebab itu rebut kembali kepemimpinan Asean seperti yang dijanjikan kandidat yang sudah masuk 100 tokoh yang mampu merubah wajah dunia.

 

Penulis: Navarin Karim
Editor: Arya Abisatya