ILUSTRASI : Emas batangan yang diperdagangkan di pasar internasional

Harga Emas Melonjak, Waspadai Faktor-Faktor Ini!

JAMBI, bungopos.com - Perdagangan emas diwarnai dengan lonjakan harga yang dapat dikatakan cukup signifikan pada Oktober 2023. Penutupan perdagangan emas batangan Antam pada 30 Oktober 2023 mencapai Rp1.135.000 per gram seperti dilansir situs resmi PT Antam,  logammulia.com. Nilai ini turun seribu rupiah saja pada perdagangan hari sebelumnya, yakni Rp1.136.000 per gram.

Kondisi yang sama juga terjadi untuk harga jual emas atau buy back dikutip dari data Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam. Pada 29 Oktober 2023, pukul 06:36:15 perubahan terakhir harga jual tercatat Rp1.027.000 per gram. Harga itu kemudian turun menjadi Rp1.026.000 dari perdagangan kemarin, pada 30 Oktober 2023.

Seperti terlihat pada grafik pergerakan harga emas, tak tanggung-tanggung inilah lonjakan tertinggi setelah pada 3 Oktober 2023, tenggelam pada Rp1.039.000 per gram. Artinya terjadi kenaikan Rp97.000 mengikuti harga emas dunia, setidaknya dalam enam bulan terakhir.

 

Berikut beberapa faktor yang menyebabkan harga emas naik dan turun:

  • Pergerakan nilai tukar mata uang internasional

Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar AS ke dalam mata uang rupiah.

  • Geopolitik dunia

Pergerakan harga emas juga dipengaruhi perkembangan politik dunia. Sejumlah pengamat menilai lonjakan harga emas pada Oktober tersebut bisa jadi karena meningkatnya konflik di Palestina-Israel sehingga para investor memilih emas.

  • Hukum permintaan dan penawaran

Hukum perdagangan ini tentu juga berpengaruh terhadap pergerakan harga emas. Jika permintaan emas lebih besar dibanding penawaran, maka harga logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini akan naik. Sebaliknya, harga akan turun bila penawaran lebih besar daripada permintaannya

  • Naik-turun suku bunga acuan

Harga emas juga sangat tergantung pada moneter lokal dan internasional, dalam ini kebijakan yang diambil Bank Sentral masing-masing, yakni Bank Indonesia dan The Fed. Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan bank sentral menaikkan atau menurunkan suku bunga. Jika Bank Sentral menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya, sebaliknya jika suku bunga naik, investor lain pun mencari instrumen yang memiliki keuntungan besar. Para pialang dan investor kerap menanti dan mengamati kebijakan bank sentral untuk beraksi.

Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas.

Secara keseluruhan, kombinasi faktor-faktor tersebut saling berpengaruh satu sama lain terhadap pergerakan harga emas. Walaupun naik turun, emas tetap menjadi salah satu instrumen yang diperhitungkan dalam portofolio investasi. (***)

Editor: Arya Abisatya
Sumber: https://indonesia.go.id/