CORAK : Batik Jambi

Hari Batik Nasional, Ini Lho Sejarah Batik Jambi

JAMBI, bungopos.com - Sejarah pembatikan di Jambi sudah dimulai pada masa kerajaan (Melayu kuno) pada abad ke 7 di desa Kampung Tengah (Jambi seberang) dan daerah-daerah sekitarnya. Pada masa itu Jambi terkenal dengan hasil bumi rempah-rempah seperti lada, kulit kayu manis (casiavera) dan bahan pakaian berbunga (tenun ikat dan batik), pakaian bukan sekedar untuk melindungi tubuh tetapi menjadi penghias penampilan dan menjadi lambang status sosial masyarakat yang mempunyai tingkat sosial yang tinggi.

Batik Jambi juga dipengaruhi batik Jawa waktu terjadinya Pamalayu (Penyerangan ekspedisi militer Singasari terhadap Melayu/Jambi tahun 1275 M) pada saat itu Melayu bernama Swanabumi yang bertempat di Dharmasraya. Karena Raja Kartanegara Singasari merasa risih bila Swanabumi bergabung dengan kerajaan yang lain, setelah kerajaan Singasari runtuh. Berlanjut dengan perkawinan putri Melayu Dara Petak dan Dara Jingga pada tahun (1293 M) yang didatangkan dari Dharmasraya menikah dengan bangsawan dari Majapahit, dari masa Majapahit pada tahun (1292-1309), dengan masa (1275 M-1309). Pengaruh Jawa dan batik Jambi pengaruh Mataram sedemikian kuatnya sehingga para panggeran pembesar Jambi menggunakan bahasa dan pakaian Jawa di kalangan keraton pada abad ke- 17.

Pembuatan batik di peruntukan bagi keluarga kerajaan dan kerabatnya untuk pembungkus peralatan pusaka, dan pada masa Kerajaan Melayu batik Jambi dikerjakan. secara turun temurun oleh para kerabat dan keluarga istana dan dewasa ini batik sudah dikerja oleh masyarakat Jambi khususnya. Sejarah perkembangan batik Jambi dahulunya dikembangakan oleh keluarga kerajaan Melayu Jambi. Sejarah perkembangan batik Jambi dimulai dengan berkembang agama Hindu-Bhuda nampak pada gambaran flora dan fauna.

Asal-usul bentuk motif batik Jambi bermacam-macam yaitu, Tampuk Manggis, Kapal Sanggat, Durian Pecah, Merak Ngeram, Angso Duo,Kuao Berhias, Riang-riang, Batanghari, Bungo Kaco Piring, Daun Keladi, dan yang belum mendapatkan hak cipta seperti motif Cendawan, Bunga Melati, Bunga Kopi, Kepak Lepas, Bungo Pauh, Keris Siginjai, Bungo Duren, Bunga Matahari, Nanas. dengan bentuk motif flora dan fauna. Bentuk-bentuk ini merupakan stilasi dan Extremely Stylized dari bentuk-bentuk yang ada di alam, dan pemberian nama diberikan pada satu bentuk motif. (***)

Editor: Arya Abisatya
Sumber: Skripsi Suryani, Mahasiswa Prodi Program Studi Seni Rupa, UNP