Hamparan kebun Teh Kayu Aro

Ada Sejak 103 Tahun Lalu, Kebun Teh Kayu Aro Jadi yang Tertinggi Nomor Dua Dunia

JAMBI, bungopos.com – Salah satu aset peninggalan Belanda yang ada di sekitar Gunung Kerinci adalah Kebun The Kayu Aro.

 

Sesuai nama wilayahnya, masyarakat sering menyebutnya dengan nama kebun teh Kayu Aro. 

 

Kebun teh Kayu Aro terbentang indah di lahan seluas 2.500 hektar. Jika tinggi Gunung Kerinci adalah 3.805 mdpl , maka kebun teh Kayu Aro tumbuh pada ketinggian 1.600 mdpl. 

 

Itu sebabnya kebun teh Kayu Aro menjadi kebun teh tertinggi kedua di dunia setelah perkebunan teh Darjeeling di Himalaya, India.

 

Kebun Teh Kayu Aro juga termasuk kebun teh tertua di dunia. Kawasan kebun ini sudah ada sejak masa penjajahan kolonial Belanda, telah menjadi salah satu warisan Belanda yang tertinggal. 

 

Menurut situs PTPN VI, dikutip www.bungopos.com,  kebun teh Kayu Aro dibuka pada tahun 1920  oleh Perusahaan Belanda yaitu NV. HVA (Namlodse Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam). 

 

Penanaman pertama dimulai pada tahun 1923 dan Pabrik Teh didirikan tahun 1925. Sejak mulai beroperasi, Teh yang dihasilkan adalah jenis Teh Hitam (Ortodoks). 

 

Pada tahun 1959, melalui PP No. 19 Tahun 1959 tentang "Penentuan Perusahaan Pertanian/Perkebunan milik Belanda yang dikenakan Nasionalisasi ", diambil alih Pemerintah Republik Indonesia. 

 

Sejak itu berturut-turut Kebun/Unit Usaha Kayu Aro mengalami perubahan manajemen sesuai dengan keadaan yang berlaku, Tahun 1959-1962 Unit Produksi dari PN Aneka Tanaman VI, Tahun 1963-1973 bagian dari PNP Wilayah I Sumatera Utara, mulai tanggal 01 Agustus 1974 menjadi salah satu Kebun dari PT.Perkebunan VIII yang berkedudukan di JL. Kartini No.23 Medan.

 

Kemudian tahun 1996 Kebun teh Kayu Aro menjadi salah satu Unit Kebun PTP. Nusantara VI (Persero). Kini kebun teh ini telah menjadi kebanggaan Kabupaten Kerinci. (bqs)

 

 

Penulis: Balqis
Editor: Balqis