Korban Muhammad Naufal Zidan (MNZ) yang dibunuh kakak kelasnya Altafasalya Ardnika Basya alias AAB / Foto: IG mnzidan

Mahasiswa UI Bunuh Adik Kelas karena Hopeless Terjerat Pinjol dan Rugi Crypto

JAKARTA, bungopos.com – Altafasalya Ardnika Basya alias AAB seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) nekad membunuh adik kelasnya karena hopeless alias kehilangan harapan akibat terjerat utang pinjol (pinjaman online) dan merugi investasi crypto.

AAB membunuh korban Muhammad Naufal Zidan (MNZ) karena ingin menguasi benda milik korban MNZ diantaranya dompet yang berisi ATM, iPhone dan Macbook.

Setelah membunuh korban, AAB berencana menjual semua benda milik MNZ untuk melunasi hutang.

Hanya saja niat itu urung dan batal, ia tak jadi menjual barang-barang milik korban karena korban masuk dalam mimpinya.

Pelaku berinisial AAB usia 23 tahun ini kepada polisi mengaku merasa ketakutan karena korban tiba-tiba muncul dalam mimpinya saat tidur.

Bayangan korban yang sudah mati ditangannya, dan malah muncul ke dalam bunga tidurnya, membuat AAB yang semula berniat menjual barang-barang milik korban jadi mengurungkan niat.

AKBP Nirwan Pohan, Wakasat Reskrim Polres Metro Depok kepada wartawan mengatakan, semula barang-barang itu akan dijual pelaku untuk membayar utang-utangnya.

“Karena memang niatnya mau dijual itu barang-barang, tapi karena mimpi jadi urung,” ujar Nirwan. Sementara itu, AAB saat yang sama juga mengaku ketakutan setelah korban menghantuinya masuk dalam mimpi.

“Saya percaya saya sama mimpi,” ujar AAB. Ia yakin bahwa mimpi memberikan sinyal dan tanda tertentu.

AAB mengaku mimpi dibunuh oleh korban dan dalam mimpi itu proses pembunuhan terhadap dirinya disaksikan pula oleh banyak orang.

Kemudian ia juga mimpi ditangkap, dan tak menyangka jika akhirnya benar-benar ditangkap, tentu saja ditangkap bukan  karena mimpi tapi akibat perbuatannya sendiri, menghilangkan nyawa orang lain.

AAB juga menceritakan awal mulanya ia terjerat dengan utang hingga nekad membunuh korban.

Selama ini ia telah coba-coba ikut investasi kripto lalu mengalami kerugian yang cukup besar mencapai Rp80 Juta.

Kemudian ia juga terjerat dengan beberapa pinjaman online atau pinjol sebesar Rp15 Juta.

Masalah yang ia hadapi itu membuatnya kalap, karena pada dasarnya ia tak pernah ada masalah dengan korban dan korban juga tak ada masalah dengannya.

Karena terjerat utang dan kerugian yang tidak sedikit serta rasa putus asa, itu yang mendasari ia beranu menghabisi nyawa korban.

"Saya sudah hopeless, jadi saya coba berbagai cara dan cara ini terakhir," ujar AAB memelas. Korban merupakan mahasiswa UI yang masih berusia 19 tahun inisial MNZ.

Kematiannya heboh bermula dari penemuan mayat MNZ di sebuah kamar kos, di kolong tempat tidur, dalam kondisi terbungkus plastik pada Jumat (4/8) sekitar pukul 10.00 WIB.

Kondisi jenazah banyak tusukan di beberapa bagian tubuh. Jejak tusukan bersumber dari pisau lipat milik pelaku. Kosan itu berada di Kukusan Beji daerah Depok.

Setelah melakukan pemeriksaan dan penyelidikan, 3 jam setelah penemuan mayat korban, polisi kemudian berhasil menangkap pelaku yang tak lain ternyata senior korban di UI jurusan Sastra Rusia inisial AAB.

AAB ditangkap beserta alat bukti berupa pisau lipat, iPhone, MacBook dan juga dompet milik korban. Kini AAB telah ditetapkan sebagai tersangka dan terancam hukuman mati berdasarkan Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP dan Pasal 365 KUHP.

Korban Zidan berstatus sebagai mahasiswa di Program Studi Sastra Rusia pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI.

Jurusan Sastra Rusia merupakan salah satu prodi yang langka di Indonesia. Hasil penelusuran Jambi Ekspres, tercatat sejauh ini hanya ada dua perguruan tinggi negeri yang membuka prodi ini, yaitu di Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran.

Mengutip dari laman resmi UI, Prodi Sastra Rusia ini memiliki visi mengembangkan ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan pengajaran dan riset mengenai Rusia dan Slavia untuk kemajuan kebudayaan dan kemanusiaan.

Alumni Sastra Rusia UI ditarget mampu berkomunikasi Bahasa Rusia secara efektif, baik lisan maupun tulisan dalam level Upper Intermediate (B1-CEFR). Lulusan Program Studi Rusia UI juga akan mampu adaptif terhadap berbagai gejala budaya di wilayah rumpun bangsa Rusia dan Slavia.

Mampu mengadopsi dan terlibat dalam kemajuan teknologi informasi dalam memahami berbagai gejala budaya di wilayah rumpun bangsa Rusia dan Slavia. “Zidan so lucky, dia lulus jurusan yang langka di Indonesia, dan bikin heboh sekolah karena satu-satunya anak yang ketrima di UI melalui jalur SNMPTN Angkatan 2022, usianya sekarang sama dengan aku, kira-kira 19 tahun,” ujar salah satu teman sekolah Zidan melalui saluran percakapan pribadi di akun Instagram.

Zidan di sekolahnya di SMA Negeri 1 Probolinggo, Jawa Timur juga terkenal pintar, bahkan ia menyelesaikan sekolahnya hanya dua tahun, karena mengikuti program kelas akselerasi.

Jika kini Zidan mengambil prodi Sastra Rusia, itu juga dirasa teman-temannya sangat pantas karena ia juga telah menguasai Bahasa Inggris dengan baik sejak duduk di bangku sekolah.

  Namun sayang, masa depan Zidan yang cerah harus terhenti di tangan seniornya sendiri.

Sebuah kejadian naas telah menimpa Zidan, ia dibunuh oleh kakak seniornya di UI pada Rabu (2/8) lalu. (dpc)

 

Berita Disadur dari laman: www.jambiekspres.co.id

Sumber: Jambi Ekspres