STIMULUS : APBN 2026 diharapkan jadi stimulus pertumbuhan
JAKARTA, bungopos.com.- Angin optimisme kembali berhembus dari Ibu Kota. Di ruang sidang yang dipenuhi semangat kerja dan harapan, pemerintah menegaskan komitmennya untuk membangun Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026.
Tak sekadar deretan angka di atas kertas, APBN kali ini menggambarkan denyut kehidupan rakyat dari ujung sawah hingga ruang kelas, dari puskesmas terpencil hingga dapur-dapur keluarga sederhana.
Dari total belanja negara Rp3.842,7 triliun, sebagian besar diarahkan untuk memperkuat fondasi kesejahteraan rakyat. Ketahanan pangan mendapatkan perhatian besar dengan alokasi Rp164,7 triliun — bukti kesungguhan pemerintah menjamin perut rakyat tak pernah kosong. Dana ini akan memperkuat produksi pertanian, pembangunan irigasi, serta memperluas akses petani terhadap teknologi dan pembiayaan.
Sementara itu, sektor energi diguyur Rp402,4 triliun, sebagai langkah menjaga pasokan listrik, bahan bakar, dan energi baru terbarukan agar tetap stabil dan terjangkau. Di saat dunia tengah bertransisi menuju energi hijau, Indonesia berusaha memastikan tak ada warga yang tertinggal dalam perubahan besar itu.
Tak ada kemajuan tanpa pendidikan, dan tak ada masa depan tanpa kesehatan. Pemerintah menyiapkan Rp769,1 triliun untuk pendidikan — memastikan setiap anak Indonesia dapat belajar dengan fasilitas yang layak, guru mendapat pelatihan yang pantas, dan kampus mampu mencetak generasi unggul.
Di sisi lain, Rp244 triliun digelontorkan untuk kesehatan, agar layanan medis makin mudah diakses, terutama di daerah terpencil. Dana ini juga akan memperkuat sistem kesehatan nasional, memperluas program imunisasi, hingga mendukung produksi obat dalam negeri.
Bagi pemerintah, kesejahteraan bukan hanya milik mereka yang kuat, tapi juga mereka yang lemah dan rentan. Karena itu, Rp508,2 triliun dialokasikan untuk perlindungan sosial — dari bantuan langsung tunai, subsidi pangan, hingga program keluarga harapan. Semua diarahkan untuk menjaga daya beli rakyat dan menekan angka kemiskinan.
Pemerintah juga mengalokasikan Rp335 triliun untuk MBG (Maju, Berdaya, dan Gotong Royong) — program yang mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat dan kolaborasi lintas sektor.
Dengan pendapatan negara Rp3.153,6 triliun dan defisit 2,68% terhadap PDB, APBN 2026 tetap dijaga agar sehat dan kredibel. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4%, inflasi di level 2,5%, suku bunga SBN sekitar 6,9%, dan nilai tukar Rp16.500 per dolar AS.
Angka-angka ini bukan sekadar target ekonomi, melainkan gambaran keyakinan bahwa Indonesia mampu melangkah lebih pasti menghadapi tantangan global.
“APBN tahun 2026 akan memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan perekonomian, demi terwujudnya Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur,” ujar Menteri Keuangan Purbaya.
Di balik kata “dampak nyata” itu tersimpan harapan besar — tentang sawah yang lebih subur, anak-anak yang belajar dengan semangat, tenaga medis yang bekerja dengan penuh dedikasi, dan keluarga-keluarga yang hidup lebih tenang.
APBN 2026 bukan sekadar dokumen keuangan negara, tapi janji besar untuk menyalakan cahaya harapan di setiap sudut negeri. ("**)
Alamat: Graha Pena Jambi Ekspres,
Jl. Kapt. Pattimura No. 35 KM. 08
Kenali Besar, Kec. Alam Barajo, Kota Jambi
E-Mail: bungoposonline@gmail.com