TERTUA DI INDONESIA : Songket Silungkang

Mengenal Songket Silungkang, Salah Satu Songket Tertua di Indonesia

Posted on 2024-09-14 23:07:13 dibaca 146 kali

SUMBAR, bungopos.com - Salah satu kain tradisional yang sudah melegenda adalah songket Silungkang, yang berasal dari Sumatera Barat. 

Songket Silungkang menjadi salah satu bentuk seni tenun tradisional yang memiliki sejarah dan kekayaan budaya mendalam. Terkenal sebagai salah satu produk kerajinan tangan dari Sumatera Barat, ternyata songket ini begitu melegenda dan merupakan bagian integral dari warisan budaya Minangkabau. Songket Silungkang bahkan telah dinyatakan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 8 Oktober 2019.

Berikut fakta-fakta menarik tentang Songket Silungkang yang wajib kamu tahu.

Asal Usul dan Sejarah

Songket Silungkang berasal dari daerah Silungkang, sebuah kecamatan di Kota Sawahlunto, Sumatera. Sejarah tenun songket ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Minangkabau dan telah diwariskan dari generasi ke generasi. Songket ini merupakan bagian dari tradisi budaya Minangkabau yang telah ada selama berabad-abad, dan disebut-sebut sebagai salah satu songket tertua di Indonesia.

Proses Pembuatan yang Rumit

Pembuatan Songket Silungkang adalah proses yang memerlukan keterampilan tinggi dan ketelitian. Proses tenun dimulai dengan menyiapkan benang, yang biasanya terbuat dari sutra atau benang emas dan perak untuk menambah keindahan dan kemewahan. Benang-benang ini kemudian dianyam menggunakan alat tenun tradisional yang disebut “alat tenun songket.” Prosesnya bisa memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada kompleksitas desain dan ukuran kain.

Motif dan Desain

Songket Silungkang terkenal dengan motif dan desainnya yang sangat khas. Motif-motif ini seringkali berupa pola geometris, flora, dan fauna yang memiliki makna simbolis dalam budaya Minangkabau. Beberapa motif yang umum ditemukan yakni Bada Mudiak (Ikan Teri Hidup di Hulu Sungai) dengan filosofi yang menggambarkan kehidupan rukun dan damai seia sekata. Ada juga motif Buah Palo Bapatan (Buah Pala yang Dipatahkan) yang mencerminkan nilai-nilai mendidik bahwa untuk menikmati keindahan dan rasa senang hendaknya kita saling berbagi. Lalu motif Saluak Laka (Alas Periuk Terbuat dari Lidi) yang maknanya masyarakat yang bersatu atas dasar kerja sama dan keiklasan akan menjalin banyak kekuatan. (***)

Editor: arya abisatya
Sumber: https://www.kemenparekraf.go.id/
Copyright 2023 Bungopos.com

Alamat: Graha Pena Jambi Ekspres,
Jl. Kapt. Pattimura No. 35 KM. 08
Kenali Besar, Kec. Alam Barajo, Kota Jambi

Telpon: -

E-Mail: bungoposonline@gmail.com